Selasa, 19 Januari 2010 di 04.30 | 2 komentar  
tik tik tik...
hahahahahahaha..
hufftt....

percaya ga percaya dalam waktu 3 jam itu gw ngerasain situasi yang sangat kontras...
pertama gw menjadi seseorang yang merasakan keadaan yang stack, mentok, bingung, bengong, seperti biasanya.
kemudian beberapa saat kemudian keadaan berubah drastis, senang, merasa beruntung, dengan euforia yang sangat sangat berlebihan, seperti lupa waktu dan seperti berada di dunia lain. dunia kebahagian.
tapi sejenak kemudian langsung berubah drastis.
mungkin karena harapan yang terlalu lebih, yang terlalu besar, penantian sekian lama, ternyata berujung kecewa.
tau apa yang terjadi selanjutnya...?
yang terjadi selanjutnya adalah gw rindu akan masa-masa dimana gw bengong, dimana gw blum mendapatkan apa-apa. dan itu artinya, gw blum siap untuk gagal...

hehehe... hari ini selasa 19 januari 2010, aku dihadapkan pada satu keadaan yang sangat membingungkan.
namun sepertinya gw mendapatkan sebuah pelajaran lagi, pelajaran yang sangat sangat berharga, yang untuk sekarang ini biayanya adalah perasaan, biayanya adalah hancurnya harapan serta angan angan, yang sebenarnya itulah sesungguhnya yang aku inginkan,
tetapi mungkin Allah SWT mengetahui mana yang terbaik buat gw, dan sekali lagi gw yakin bahwa gw bisa ngelewatin semua ini dengan baik, bisa mengambil semua pelajaran ini dengan nilai yang sangat sangat memuaskan.

Pelajaran yang bisa gw ambil dari sini adalah semoga akan membuat gw menjadi orang yang lebih dewasa, lebih bisa berpikir, dan lebih baik lagi...

sambil terus menanti hadirnya cinta, hadirnya sesosok wanita, wanita yang tidak perlu cantik, tidak perlu menarik, tetapi wanita yang mengerti gw, memahami keadaan gw, menerima gw sesuai dengan gw adanya.
jika wanita tersebut di tampakkan di hadapan gw, gw ingin mencurahkan segala perhatian, kasih sayang, dan gw akan berusaha untuk membuat dia ceria, dan berusaha untuk menjauhkan dia dari perasaan susah, sedih, dan semacamnya.
mungkin syair lagu yang bisa mewakili, menggambarkan keadaan perasaan gw saat ini adalah element
cinta sejati yang bisa memberi tanpa harus menerima
dia membawa damai dan bahagiakan jiwa
untuk semua manusia
karena cinta sejati yang bisa bertahan tanpa mengenal waktu
takkan pernah sirna bagai karang disamudera
kan abadi tuk selamanya
seperti itulah cintaku untuk dirimu
tulus dan apa adanya
datang dari sebuah rasa sucinya hati.
atas nama cinta sejati

it's feel better..
sekarang, gw tetep akan menunggu bidadari yang akan mengisi hati gw
mungkin kemarin dia yang mengisi hati gw..
sekarang gw masih berharap dia untuk mengisi hati gw
tapi kembali lagi, hanya harapan.. tidak boleh terlalu menggantungkan, siap untuk gagal dan menerima kemungkinan terburuk, serta berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk meraihnya,,,

dan satu hal...
GW GA BOLEH KALAH..!!! GW PASTI BISA LEWATIN INI
GW PASTI BISA JADI DEWASA... BISA JADI LEBIH BAIK..

terima kasih kasih yang tak sampai
dan MAAF CINTAKU... aku mengecewakan kamu.. ^.~


*NB: tulisan ini emang berantakan, sengaja tidak akan di edit, karena ini adalah tulisan asli gw disaat gw ngerasain masalah tersebut, (jadi ini asli neeeeh, bukan imitasi), masalah yang  menyedihkan tetapi menyenangkan, terluka karena cinta, biar terluka tapi tetap saja aku cinta dia... ^.^
huhuy.. gw udah gede... hahahaha
Diposting oleh roem poet
Senin, 14 Desember 2009 di 21.51 | 0 komentar  
sekedar memforward..

ayah, sudah berapa kali aku menyakitimu hatimu

sudah keberapa kalinya aku menyinggung perasaanmu

dengan kata-kata dan sikap yang tidak pantas diucapkan

seorang anak terhadap orang tuanya



ayah, sungguh betapa besar pengorbananmu untuk anak-anakmu

walaupun kau tidak menyetujui keinginan anak-anakmu yang macam-macam

tapi dengan terpaksa kau mengabulkannya

hanya untuk menyenangkan hati anakmu

yang pada akhirnya memang kata-katamu benar

bahwa keinginan kami tersebut, sedikit banyak tidak begitu bermanfaat



ayah, banyak sekali kurasakan pengorbananmu terhadap kami

namun sering kali keluar dari mulutku kata-kata yang menyakiti hatimu

kata-kata yang seolah-olah kau tidak pernah berbuat sesuatu

untuk membahagiakan anak-anakmu

kata-kata yang seolah-olah kau begitu jahat dan tak pernah mengalah bagi kami

namun dibalik itu semua

kau berkorban diatas kepentinganmu untuk kepentingan kami anakmu



sering kali apa yang kau berikan untuk kami

sebagai tanda perhatianmu terhadap anak-anakmu

yang ternyata membutuhkan pengorbanan yang tidak kecil dan tidak mudah untuk kau lakukan,

kami sia-siakan begitu saja

seolah-olah semua yang kau berikan bagi kami,

tidak ada artinya buat kami



entah dengan cara apa kami harus meminta maaf ?

entah cukupkah kebahagiaan dan kebanggaan yang akan kami beri untukmu nanti ?

untuk menebus kesalahan dan kebodohan kami



ayah, walau kami merasa sikap dan tindakan yang kau tunjukan

dan yang kau ajarkan pada kami begitu keras,

namun semua itu benar pada akhirnya

semua itu ternyata berguna bagi kami

sebagai bekal persiapan mental kami

bahwa ternyata hidup di dunia ini sangat keras

bahwa ternyata hidup di dunia ini sangat kejam

bahwa ternyata betul hidup didunia ini butuh perjuangan untuk menghadapinya



ayah, kau bekerja begitu keras

diusiamu yang tidak muda lagi

dan dengan kondisi tubuh yang tidak seperti 25 tahun lalu



kau bekerja keras membanting tulang

pergi kesana kemari

hanya untuk menghidupi kami

tertama untuk pendidikan kami

yang tak pernah kau kompromikan

karena hanya hal itu yang kau utamakan

bukan untuk siapa-siapa

melainkan sebagai modal bagi kami

untuk dimasa depan kami kelak



ah, ayah....

semoga kami masih bisa mempunyai waktu yang cukup

untuk bisa membuatmu bangga,

untuk bisa membahagiakan mu





ayah,, maafkan kami,

anak-anakmu
Diposting oleh roem poet Label:
Selasa, 01 Desember 2009 di 23.05 | 0 komentar  
dari milist tetangga

Semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita ...Aminnnn.. .
 
Surah Al Maa'un Ayat satu, Kita-kah ? ( hanya sebuah renungan kecil )

Diantara rintik hujan yang mengantar senja ke tempat peristirahatannya , semilir angin berhembus menerpa wajah-wajah letih di jalanan membuat orang enggan untuk keluar rumah. Genangan-genangan air mulai muncul di jalan-jalan beraspal yang tidak lama lagi akan memantulkan cahaya lampu-lampu jalan menandakan malam segera datang. Disudut jalan seorang anak kecil masih asyik memainkan mobil-mobilan bekas yang di perolehnya tadi siang dari tempat sampah. Ibunya masih tertidur disampingnya, atap-atap lebar rumah dan lebatnya pohon melindungi mereka dari sapuan air hujan, di sudut lain tampak beberapa pengemis dan pemulung juga mulai merebahkan diri. " Allahu Akbar..Allahu Akbar" kumandang adzan maghrib terdengar saling bersautan dari corong-corong spiker masjid, suarayang mengajak orang menemui Sang khaliq penciptanya.

" Bu..bu..itu udah adzan mau sholat gak?" teriak anaknya membangunkan sang ibu, tapi ibunya masih terus tertidur. Anak itu diam , lalu kemudian meneruskan bermain mobil-mobilan. Setelah hampir setengah jam asyik bermain , anak tersebut kembali membangunkan ibunya " Bu....bu..., ...ibu gak sholat...... bangun dong bu....angga lapar nih !!" teriak anaknya, tapi ibunya masih tetap tertidur, tidak bergeming sedikitpun. Karena keletihan membangunkan ibunya tetapi tidak ada hasil anak itu kemudian tertidur disamping ibunya. Anak itu berusia lima tahun dengan badan kurus dan lusuh, sedangkan ibunya berusia sekitar tiga puluh tahun dengan wajah kurus pucat seperti orang sakit keras. Tidak beberapa lama adzan Isya berkumandang. Hujan semakin deras, jalanan tampak sepi, Anak itu terbangun sambil meringis karena merasa lapar. Dia bangun lalu berlari kearah masjid di seberang jalan, kemudian menengadahkan tangan kepada jama'ah masjid yang hendak melaksanakan sholat. Anak itu telah terbiasa mengemis di depan masjid dan di persimpangan jalan, tetapi malam itu tidak satupun jama'ah yang memberikannya uang. Dia terus meringis menahan sakit perut yang belum terisi sejak pagi karena ketika siang hari ibu nya muntah-muntah lalu kemudian tidur dan belum bangun sampai malam itu.

" Aro'aitalladzi yukajjibu biddin, fadza likalladzi ya du'uul yatim wa la yaa khuddu 'alaa thoo 'amil miskin" terdengar suara imam membaca surat Al Maa'un dari dalam masjid tentang para pendusta agama. Semua jama'ah hafal ayat itu tapi sama seperti nasib anak di luar masjid itu surah Al Maa'un tersebut terlantar di sudut ingatan. " Iqra !" kata malaikat jibril kepada Muhammad SAW, tidak ada kitab disana , Rasulullah SAW pun tidak bisa membaca, lalu apa yang mesti di baca ? " Iqra bismirabbikalladzi khalaq" bacalah dengan menyebut nama Tuhan Sang Maha Pencipta, surah itu seperti berteriak kepada kita "bacalah sekelilingmu, bacalah keadaan lingkunganmu, baca dan berkacalah pada alam semesta dan tunjukan kepedulianmu" dan kita hanya tertunduk sambil terus membolak-balik kitab suci.

Anak itu belari kembali kepada ibunya sambil menangis menahan sakit, tubuhnya basah oleh air hujan, air yang bagi mahluk lain menjadi rahmat, tetapi baginya menjadi seperti sapaan Tuhan terakhir kepadanya, dia tertidur sambil memegang perut didada ibunya. Kedua ibu dan anak itu pada pagi harinya di ketemukan warga telah meninggal dunia, meninggalkan derita yang dideranya , meninggalkan para pendusta agama yang tidak pernah mau menyapanya.

 Ketika malam nanti hujan menghampiri kita, disaat kita berkumpul bersama keluarga dan merasakan kehangatan, maka sesekali ambillah payung lalu keluar rumahlah, carilah rintihan disudut-sudut jalan, di halte-halte bis , sapalah mereka , redakan ketakutan di hati mereka berbagilah sedikit. Jika kokohnya rumah kita masih membuat takut anak anak kita ketika mendengar halilintar , lalu bagaimana dengan teriakan anak-anak tanpa atap tersebut, siapa tahu senyuman kita mampu mengusir galau dan resah di hati mereka lalu perlahan-lahan bisa melunturkan stempel pendusta agama di kening kita
Diposting oleh roem poet Label:
 sekedar memforward.... semoga berguna...


Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke kota. Mengingat
jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Terasa
mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan
makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di
depan.

"Abang mau beli kue?" Katanya sambil tersenyum.
Tangannya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue
jajaannya.

"Tidak dik....abang sudah pesan makanan," jawab saya ringkas. dia berlalu.
Begitu pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 menit
kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang
suami istri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

"Abang sudang makan , tak mau beli kue saya?" katanya tenang ketika
menghampiri meja saya.

"Abang baru selesai makan di, masih kenyang nih," kata saya sambil
menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma disekitar restoran. Sampai
di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh. Setiap yang lalu
ditanya....

"Tak mau beli kue saya bang..pak.kakak atau ibu."

Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itu pun tak melarang dia keluar masuk ke restorannya
menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan
kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha.
Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya,
sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil.
Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya
buka pintu, membetulkan duduk dan menutup pintu. Belum sempat saya
menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan
sebuah senyuman.
Saya turunkan cermin. Membalas senyumannya.

"Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk
adik-adik abang, ibu atau ayah abang," katanya sopan sekali sambil
tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak
daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja.
Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan
mengulurkan selembar uang Rp 20.000,- padanya.

"Ambil ini dik! Abang sedekah ....tak usah abang beli kue itu." saya
berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu
menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan
kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan . Saya memundurkan mobil saya. Alangkah
terperanjatnya saya ketika melihat anak itu mengulurkan uang Rp
20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua
matanya.

Saya terkejut ... saya hentikan mobil, memanggil anak itu.

"Kenapa bang,  mau beli kue kah?" tanyanya.

"Kenapa adik berikan duit abang tadi pada pengemis itu? Duit itu abang
berikan adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bang saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya
mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah.
Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan
masih banyak, mak pasti marah. Kata mak mengemis kerja orang yang tak
berupaya, saya masih kuat bang!" katanya begitu lancar. Saya heran
sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal,
saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

"Abang mau beli semua kah?" dia bertanya dan saya cuma mengangguk.
Lidah saya kelu mau berkata.

"Rp 25.000,- saja bang....."

Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya
ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi.
Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, baru saya terfikir untuk bertanya statusnya. Anak
yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan
mendidiknya? Terus terang saya katakan , saya beli kuenya bukan lagi
atas dasar kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat
menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan
sikap anak itu.

Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.

---
Mutiara Amaly "Penyejuk jiwa Penyubur Iman"
Diposting oleh roem poet Label:
Senin, 23 November 2009 di 16.41 | 2 komentar  
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....
Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.
Lalu bagaimana dengan Papa?
Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?
Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.
Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?
Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :
"Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.
Ketika kamu sudah beranjak remaja....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?
Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?
Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"
Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa
Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.
Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?
Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"
Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.
Dan akhirnya....
Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."
Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....
Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

*di ambil dari notes temenku di FB...
Diposting oleh roem poet Label:
Visit the Site